Kamis, 23 Juli 2009

Motivasi diri untuk terus bersyukur....

Menjadi karang-lah, meski tidak mudah.
Sebab ia kan menahan sengat binar mentari yang garang.
Sebab ia kan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa
tanpa kenal lelah.
Sebab ia kan melawan bayu yang keras menghembus dan menerpa
dengan dingin yang coba membekukan.
Sebab ia kan menahan hempas badai yang datang menggerus
terus-menerus dan coba
melemahkan keteguhannya. Sebab ia kan kokohkan diri agar
tak mudah hancur dan
terbawa arus. Sebab ia kan berdiri tegak berhari-hari,
bertahun-tahun, berabad-abad,
tanpa rasa jemu dan bosan.


Menjadi pohon-lah yang tinggi menjulang, meski itu tidak
mudah.
Sebab ia kan tatap tegar menahan bara mentari yang terus
menyala setiap siangnya.
Sebab ia kan meliuk halangi angin yang bertiup kasar.
Sebab ia kan terus
menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia kan hujamkan
akar yang kuat
untuk menopang. Sebab ia kan menahan gempita hujan yang coba
merubuhkan.
Sebab ia kan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan
mengenyangkan. Sebab ia kan berikan tempat bernaung bagi
burung-burung yang singgah di dahannya.
Sebab ia kan berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunnya.


Menjadi paus-lah, meski itu tak mudah.
Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera.
Sebab besar tubuhnya kan menakutkan musuh yang coba mengganggu.
Sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya.


Menjadi elang-lah, dengan segala kejantanannya, meski itu juga tidak
mudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit.
Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia
harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus
mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang
dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkeram
mangsa. Sebab ia harus menjelajah cakrawala dengan kepak sayap yang
membentang gagah.


Menjadi melati-lah, meski tampak tak bermakna.
Sebab ia 'kan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan.
Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi
angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang
membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah
segar.Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi.
Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak
pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu
karena pahami hakikat hidupnya.


Menjadi mutiara-lah, meski itu tak mudah.
Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitu sulit
dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab
ia begitu indah dipandang mata. Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam
di kubangan yang hitam.


Menjadi kupu-kupulah, meski itu tak mudah pula.
Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini.
Sebab ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi
dan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba
saat untuk keluar.


Karang akan hadapi hujan, terik sinar mentari, badai, juga gelombang.
Elang akan menembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dan
tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangan sayapnya.
Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikit gerakan. Pohon
akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari, namun selalu berusaha
menaungi. Melati ikhlas tuk selalu menerima keadaannya, meski tak
terhitung pula bunga-bunga lain dengan segala kecantikannya.
Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat diam adalah kejenuhan.
Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di
kiri-kanan, depan dan belakang.


Tapi karang menjadi kokoh dengan segala ujian. Elang menjadi tangguh,
tak hiraukan lelah tatkala terbang melintasi bermilyar kilo bentang
cakrawala. Paus menjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera.
Pohon tetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati
menjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihat indah dengan
segala kesederhanaan. Mutiara tetap bersinar dimanapun ia terletak,
dimanapun ia berada. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui
perjuangan panjang dalam kesendirian.


Menjadi apapun dirimu..., bersyukurlah selalu. Sebab kau yang paling
tahu siapa dirimu. Sebab kau yakini kekuatanmu. Sebab kau sadari
kelemahanmu. Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang
besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang
senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang
kau mau. Tapi, tetaplah sadari bahwa kita adalah hambaNya. .....


Ya Rahman... Karuniailah kami cinta-Mu, karuniailah kami kecintaan
kepada kebaikan-Mu, kekuatan melakukan kebaikan, serta kemampuan
menebarkan kebaikan di sekeliling kami.
Ya Ghofur... Ampunilah segala kekhilafan kami dalam mempergunakan
hari-hari-Mu. Memanfaatkan peluang cinta yang Kau beri.
Ampunilah kami dan masukanlah kami ke dalam golongan mereka yang
disayangi dan dicintai serta diampuni dosanya dan dibebaskan dari
api neraka-Mu.



"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS.55: 1-3)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar